1. Keutamaan Shalat Tathawwu (Shalat Sunnah)
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya amalan seseorang yang pertama kali dihisab pada hari kiamat (kelak) adalah shalatnya, jika shalatnya sempurna, maka sungguh ia berbahagia dan berhasil; namun jika shalatnya tidak benar, maka sungguh ia menyesal dan rugi; jika amalan fardhunya kurang, maka Rabb Tabarakta wa Ta’ala berfirman, “Lihatlah, adakah hamba-Ku (ini) memiliki amalan sunnah!’ Kemudian ia melengkapi kekurangan amalan fardhunya dengannya, kemudian diperlakukan seperti itu seluruh amalannya.” (Shahih: Shahih Nasa’i no: 451 dan 452, Tirmidzi I: 258 no: 411 dan Nasa’i 232).
2. Dianjurkan Dilaksanakan Di Rumah
Dari Jabir r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Apabila seorang di antara kamu selesai melaksanakan shalat di masjidnya, maka kerjakanlah sebagian dari shalatnya (yaitu shalat sunnah) di rumahnya; karena sesungguhnya Allah menjadikan sebagian shalatnya sebagai cahaya rumahnya.” (Shahih Mukhtashar Muslim no: 375 dan Muslim I: 239 no: 778)
3. Klasifiikasi Shalat Tathawwu’
Secara garis besar shalat tathawwu’ terbagi dua; pertama shalat tathawwu muthlaqah (tidak terikat), dan kedua muqayyadah’ (terikat).
Shalat Tathawwu’ muqayyadah ialah shalat sunnah yang dikenal dengan sebutan shalat sunnah rawatib, baik yang qabliyah maupun yang ba’diyah. Ia terbagi dua yaitu muakkadah (yang sangat ditekankan), dan ghairu muakkadah (tidak ditekankan).
Adapun yang muakkadah, terdiri atas sepuluh raka’at:
Dari Ibnu Umar r.a., ia berkata, “Saya hafal dan Nabi saw. sepuluh raka’at, dua raka’at qabliyah zuhur, dua raka’at ba’diyah zuhur, dua raka’at ba’diyah maghrib,dua raka’at ba’diyah isya’, dan dua raka’at qabliyah (sebelum) subuh. Dan mi adalah saat yang tidak seorang pun untuk ke (rumah) Nabi , maka Hafsah bercerita kepadaku bahwasanya beliau apabila muadzin sudah mengumandangkan adzan fajar telah terbit, beliau shalat dua raka’at.” (Shahih: Irwa ul Ghalil no: 440, Fathul Bari III: 58 no: 80 dan 1181 lafadz ini baginya, Tirmidzi I: 271 no: 431 semakna).
Dari Aisyah bahwa Nabi tidak pernah meningkatkan empat raka’at qabliya zuhur dan dua raka’at qabliyah shubuh. (Shahih: Shahih Nasa’i no: 1658, Fathul Bari III: 58 no: 1182, ‘Aunul Ma’bud IV: 134 no: 124, Nasa’i I!1 251).
Adapun yang ghairu muakkadah ialah dua raka’at sebelum ashar, dua raka’at sebelum maghrib, dan dua raka’at (lagi) sebelum isya':
Dari Abdullah bin Mughaffal bahwa Nabi saw. bersabda, “Antara setiap adzan dan iqamah ada shalat, antara setiap adzan dan iqamah ada shalat,” Kemudian Beliau bersabda, “bagi siapa saja yang menghendaki.” (Muttafaqun ‘alaih: Fathul Bari II: 110 no: 627, Muslim I: 573 no: 838, ‘Aunul Ma’bud IV: 162 no: 1269, Tirmidzi I: 120 no: 185, Nasa’i II: 28 dan Ibnu Majah I: 368 no: 1162).
4. Dianjurkan Melakukan Shalat Empat Rakaat Sebelum Ashar
Dari Ali r.a. ia berkata, “Adalah Nabi saw. biasa shalat empat raka’at sebelum ashar, beliau membaginya menjadi dua dengan ucapan salam kepada para malaikat yang selalu dekat dengan Allah dan kepada orang-orang yang mengikuti mereka dari kalangan kaum muslimin dan mukminin.” (Hasan: Shahih Tirmidzi no: 353 dan Tirmidzi I:269 no:427).
Dari Ibnu Umar dari Nabi saw. bersabda, “Mudah-mudahan Allah memberi rahmat kepada orang yang shalat empat raka’at sebelum ashar.” (Hasan: Shahih Tirmidzi no:354, Tirmidzi I:270 no:428 dan ‘Aunul Ma’bud IV:149 no:1257).
5. Bacaan Ayat Al-Qur’an Nabi Saw Pada Sebagian Shalat Ini
Dari Aisyah r.a., ia berkata : Adalah Rasulullah saw. bersabda,“Dua surah yang terbaik yang dibaca pada dua raka’at qabliyah subuh ialah QUL HUWALLAHU AHAD dan QUL YAA AYYUHAL KAAFIRUUN.”(Shahih: Shahih Ibnu Majah no:944, Shahih Ibnu Khuzaimah II: 163 no: 1114, al-Fathur Rabbani IV:225 no:987, dan Ibnu Majah I:363 no:1150).
Dan Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. pada dua raka’at qabliyah shubuh membaca QULYAA AYYUHAL KAAFIRUUN dan QUL HUWALLAAHU AHAD (Shahih: Mukhtashar Muslim no: 360, Muslim I:502 no: 726, ‘Aunul Ma’bud IV: 135 no: 1243, Nasa’i II: 156, dan Ibnu Majah l: 363 no: 1148).
Dari Ibnu Abbas r.a., bahwa Rasulullah saw. pernah membaca pada dua raka’at qabliyah shubuh, pada raka’at pertama QUULUU AAMANNAA BILLAAHI WA MAA UNZILAILAINAA yang terdapat dalam surah al-Baqarah, dan pada raka’at kedua membaca AAMANNAA BILLAAHI WASYAHAD BI ANNAA MUSLIMUUN. (Shahih: Shahih Nasa’i no:905, Muslim I 502 no:727, Nasa’i II:155 dan ‘Aunul Ma’bud IV:137 no:1246).
Dari Ibnu Mas’ud r.a., ia berkata, “Tidak terhitung olehku berapa banyak kudengar Rasulullah selalu membaca pada dua raka’at ba’diyah maghrib dan dua raka’at qabliyah shubuh QUL YAA AYYUHAL KAAFIRUUN dan QULHUWALLAAHU AHAD.” (Hasan Shahih: Shahih Tirmidzi no:355 dan Tirmidzi I:270 no:429).